Selasa, 20 Maret 2012

JALAN SETAPAK MENUJU NUSANTARA JAYA


JALAN SETAPAK MENUJU NUSANTARA JAYA
KUTADANTA SUTTA
Sumber: Sutta Pitaka Digha Nikaya IV

…………….”Ada sebuah cara yang dapat dilakukan untuk menghentikan kekacauan ini. Siapa saja dalam kerajaan yang hidup sebagai peternak dan petani, raja berikan makanan dan bibit kepada mereka. Siapa saja dalam kerajaan yang hidup sebagai pedagang, raja berikan modal kepada mereka. Siapa saja dalam kerajaan yang hidupnya sebagai pegawai negara, raja berikan gaji dan makanan kepada mereka. Orang-orang itu melaksanakan pekerjaan mereka masing-masing, maka pendapatan negara akan meningkat, kerajaan akan aman dan damai, rakyat akan senang dan bahagia, mereka akan menari dengan anak-anak mereka dan mereka hidup dengan rumah yang aman”.
Raja Mahavijita menerima dan melaksanakan seperti apa yang disampaikan oleh  penasehat kepadanya. Demikianlah, rakyat hidup melaksanakan tugas mereka masing-masing, akibatnya kejahatan lenyap. Perbendaharaan raja bertambah.
Kerajaan menjadi aman dan damai. Rakyat menjadi senang dan bahagia, mereka menari dengan anak-anak mereka dan mereka hidup dengan rumah yang aman.
Raja Thailand mempraktikan Ajaran Buddha, sehingga petani di Negara tersebut tidaklah hidup dibawah garis kemiskinan, dikarenakan raja memberikan perhatian dibidang pertanian.
THAILAND Negeri dengan 95 persen penduduknya beragama budha dan memiliki GDP 318.846 miliar dollar di tahun 2011. Beberapa sumber menyatakan bahwa: Raja di Thailand memandatkan langsung rakyatnya untuk bertani. Arahan raja tersebut yaitu menetapkan setiap rumah harus membagi wilayah rumahnya menjadi lahan pertanian 30 persen dan lahan peternakan 30 persen. Hal tersebut ditetapkan dengan niat bahwa raja ingin mendidik rakyatnya untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain, yaitu dengan cara bertani dan beternak. Arahan tersebut terlihat sangat elegan dan seperti sebuah cerita di dongeng yang menceritakan raja yang bijaksana dan ingin rakyatnya sejahtera dengan jalan membangun pertanian yang merupakan hakikat dasar sebuah pembangunan negara yang paling fundamental. Alasan dari arahan tersebut adalah kecintaan raja terhadap pertanian yang sangat besar. Sehingga para rakyatnya juga ikut mencintai pertanian dan menganggap bahwa pertanian adalah sektor vital dalam pembangunan negara dan sebagai pemenuhan kebutuhan serta peningkatan taraf hidup mereka. Adapun manifestasi kecintaan raja dan rakyat Thailand terhadap pertanian yaitu terbentuk fraksi pertanian di parlemen yang berguna untuk menyuarakan gagasan dan keluhan yang ada di sektor pertanian, sehingga jalannya sektor pertanian dapat serentak dengan seluruh elemen negara, yaitu pemerintah, petani, dan swasta. Adanya fraksi pertanian di parlemen membuat petani dapat langsung memantau keputusan-keputusan politik yang akan dan sedang dirumuskan oleh para pengmabil kebijakan, sehingga terbentuk sistem check and balance yang baik antar petani, pemerintah, dan parlemen. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian di Thailand memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan pertanian secara bersama-sama. Subsektor pertanian yang menjadi unggulan Thailand adalah pertanian (hortikultura dan pangan), peternakan, perikanan, dan sutera. Sebagai informasi, bahwa petani di Thailand rata-rata adalah pengusaha dan bukan petani yang berada di garis kemiskinan karena rata-rata kepemilikan lahan di Thailand adalah 2-4 ha per orang, dengan batas minimal kepemilikan lahan per orang yaitu 1-2 ha (untuk petani skala kecil). Fakta ini membuat saya ingat dengan informasi di bangku kuliah bahwa di eropa seperti belanda dan jerman, memiliki petani yang memiliki rata-rata kepemilikan lahan yang sama dengan petani di Thailand yaitu 2-4 ha. Dalam wawancara tadi malam di MetroTV, Efendi Gojali memberikan komentar terhadap Kenaikan BBM, bahwa bila pemerintah harus menaikan harga BBM, seharusnya pemerintah juga memikirkan kesejahteraan petani, dan dapat mencontoh Negara Thailand, dimana petani diberikan modal berupa, bibit, pupuk dll, seekaligus pemerintah memberikan jaminan  bahwa hasil pertanian akan dibeli oleh pemerintah dengan harga yang pantas mengunakan dana APBN.
Semoga Kutadanta Sutta, yang sudah terbukti kesuksesanya sejak 2500 thn yang lalu dapat dipraktikan oleh pemimpin Negara kita supaya memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

1 komentar:

  1. Itu sangat benar. saya sangat setuju. Di jaman majapahit aja bisa, kenapa sekarang tidak?

    BalasHapus